To All The Boys I've Loved Before
Ulasan Novel To All The Boys I've Loved Before karya Jenny Han.
BLURB
To All the Boys I’ve Loved Before is the story of Lara Jean, who has never openly admitted her crushes, but instead wrote each boy a letter about how she felt, sealed it, and hid it in a box under her bed.
But one day Lara Jean discovers that somehow her secret box of letters has been mailed, causing all her crushes from her past to confront her about the letters: her first kiss, the boy from summer camp, even her sister's ex-boyfriend, Josh. ...
Tetiba, suatu hari ia dikejutkan bahwa surat-surat itu sudah berada di tangan lima lelaki yang ia sukai itu. Betul, surat cinta tersebut sudah tertera alamat lengkap mereka. Salah satu lelaki yang mendapat surat cintanya adalah sahabat kecilnya, Josh, yang juga mantan kakaknya, Margot. Josh Sanderson adalah cinta pertamanya.
Untuk menghindari perasaannya terhadap Josh, ia terpaksa mencium lelaki yang mendapat surat cinta juga, teman SMAnya, Peter Kavinsky. Peter pun baru saja putus dari Gen, sahabatnya Jean yang kini musuhan. Jean dan Peter bersepakat untuk pura-pura pacaran untuk menarik perhatian Josh dan Gen. Namun, mereka malah terjebak dengan perasaan masing-masing. Bagaimana kelanjutan kisah mereka?
"Do you know what it's like to like someone so much you can't stand it and know that they'll never feel the same way?"
Buku ini menarik. Meski alurnya mainstream, tapi plot twistnya mengasyikan. Biasanya peran utama terjemabak perasaan dengan sahabatnya hingga akhir cerita. Di buku ini malah tidak seperti itu. Meski awalnya saya suka dengan karakter Josh, semakin ke tengah cerita, saya mulai melupakan Josh dan fokus pada Peter. Hanya saja saya kurang suka dengan caranya Peter memperlakukan Jean. Dia masih terjebak perasaan dengan Gen. Mau bagaimana lagi, Peter masih mencintai Gen, sedangkan Jean sudah mulai mencintai Peter. Ribet ya.
Saya rasa imajinasi Jean terlalu luas dan berlebihan, sehingga membuat rumit sendiri. Terlalu overthinking.
"You'd rather make up a fantasy version of somebody in your head than be with a real person."
Saking seru dan mengalir ceritanya, saya sampai tak sadar menyelesaikannya dalam satu malam. Mari beri tepuk tangan. 👏😄 Saya jadi penasaran kelanjutan Peter dan Jean dikemudian hari.
Komentar
Posting Komentar