Pergulatan Antara Iblis dan Manusia
Ulasan novel The Devil and Miss Prym
Entah kenapa akhir-akhir ini bacaan saya tentang pegulatan diri antara Jahat dan Baik. Seperti halnya buku ini yang mengandung proyeksi diri bahwa sebenarnya manusia bisa sangat kejam dari iblis.
Berawal dari kedatangan orang asing yang mengaku bernama Carlos meskipun semua identitasnya itu palsu. Memiliki perusahaan senjata yang menyuplai senjata ke teroris dengan terpaksa dan teroris tersebut menghabisi nyawa anak dan istrinya. Ini benar-benar paradoks. Produksi senjata, senjata itu pula yang menghabisi nyawa keluarganya. Ironi sekali. Sepeninggal keluarganya, dia menyimpan dendam dan menganggap semua manusia itu jahat.
Kehidupan pernah berlangsung tanpa pertanian, peternakan, hewan, agama, musik, namun tidak pernah tanpa senjata. Batu adalah senjata pertama yang dengan murah hati diberikan oleh alam kepada manusia yang harus menghadapi hewan-hewan prasejarah. hal. 89
Dia berkelana untuk membuktikan opininya tentang manusia hingga tibalah di desa Viscos. Desa itu memiliki penduduk yang tidak begitu banyak. Masa lalunya merupakan desa penjahat hingga datang Ahad yang mengubah penduduk di sana menjadi baik.
Di desa itu terdapat gadis bernama Miss Chantal Prym dan Berta, si nenek tua yang dianggap penyihir yang ditinggal suami tercinta.
Kedatangan orang asing itu memberikan petaka untuk penduduk desa, sekaligus proyeksi diri untuk mereka dan orang asing bahwa manusia juga punya sisi baik.
Ceritanya sungguh membuat kening berkerut. Pada dasarnya manusia memiliki sisi baik dan jahat. Sisi jahat dikuasai oleh iblis yang bersenang jika manusia melakukan apa yang disuruhnya. Sisi baik dikuasai oleh keimanan dan malaikat yang menjaganya. Setiap manusia memiliki rasa amarah yang bisa menjadi energi untuk iblis. Jika manusia mendahulukan kebaikhatiannya dan percaya dengan Tuhannya, maka cahaya malaikat di sisinya akan bercahaya terang. Namun, jika kembali mengandalkan amarahnya, cahaya itu akan meredup dan iblis kembali tertawa.
Saya pernah baca sebuah buku bahwa kehidupan manusia itu pada dasarnya memiliki garis pembatas yang tidak terlihat untuk memisahkan baik dan jahat. Manusia tidak boleh melampaui garis itu jika tidak ingin menjadi jahat. Namun, pada kenyataannya manusia sering melampaui batas. Makanya, tidak heran jika mendengar berita seseorang melakukan kejahatan dengan kesadarannya dan menyesal.
Kemenangan dan kekalahan turut membentuk kehidupan setiap manusia, kecuali pengecut karena mereka tidak pernah kalah dan menang. hal.88
Orang yang melakukan kejahatan atau pembunuhan tidak melulu menuduh seseorang yang mengidap kelainan jiwa seperti psikopat. Psikopat tidak memiliki rasa empatik dan penyesalan setelah melakukan kejahatan. Malah, itulah kesenangannya. Berbeda dengan manusia normal yang melampaui batas yang bisa menyesali perbuatannya dan tahu bahwa yang sudah dilakukannya itu salah. Jika iblis sudah menguasai diri manusia, nurani dan akal sehat pun tidak akan bisa jalan. Sangat mengerikan.
Filsuf berkata, untuk mencapai yang terbaik dalam dirinya, manusia membutuhkan yang terburuk dari dirinya. hal. 155
Terjemahannya sangat bagus dan saya bisa menikmati ceritanya dengan baik. Saya suka karya Paulo Coelho karena banyak pesan yang bisa diambil.
Buku ini saya kasih ⭐⭐⭐⭐
Hidup bisa terasa amat panjang atau sangat singkat, tergantung bagaimana kau menjalaninya." ~Berta. hal. 250
Kurasa semua orang takut pada perubahan. hal 70
Ada dua macam orang bodoh—yang tidak bertindak ketika diancam, dan yang mengira sedang bertindak karena telah melontarkan ancaman. hal. 80
Cara terbaik untuk melemahkan musuh adalah dengan membuatnya percaya kita ada di pihaknya. hal. 83
Mempercayai orang lain sangat berbahaya." ~Miss Prym. hal.242
rose diana
Tapi tanpa adanya iblis pun, manusia tetap memiliki kecenderungan untuk menjadi jahat. iblis hanya mengompori, sementara manusia lah yang sebenarnya mengambil keputusan atas sikap jahat atau baiknya.
BalasHapusBtw, salam kenal ya kak, Kreta Amura