Ulasan Film Split

Sudah lama sekali saya ingin menonton film Split sebab tidak sempat menonton di bioskop. Malam tadi nampaknya memang rejeki anak sholehah. Ketika mengganti channel tv ke HBO, walaa tengah menayangkan film Split. Walaupun sudah hampir tengah malam, diusahakan mata tetap on agar bisa menonton film ini sampai habis. Dan film-nya seru. Love it.

Split merupakan film tentang seseorang yang memiliki kepribadian ganda. Di mulai dari penculikan tiga gadis oleh Kevin Wendell Crumb (James McAvoy) yang memiliki 23 kepribadian. Tidak semua kepribadian Kevin dimunculkan dalam film ini. Ada empat kepribadian yang mengambil peran dalam scene, yaitu : Patricia merupakan seorang wanita dengan tatapan dingin; Dennis dengan obsessive-compulsive disorder; Hedwig, anak berusia 9 tahun; dan Barry lelaki kemayu dan memiliki keahlian desain fashion.

Di antara ketiga gadis itu, ada yang bernama Casey (Anya Taylor-Joy), gadis anti-sosial yang memiliki masa lalu pahit dan menderita. Namun, dia cerdas memanfaatkan keadaan untuk bisa menyelamatkan diri. Selain itu, Casey mampu mendekatkan diri kepada Hedwig. Sehingga seringkali dia memanfaatkan Hedwig untuk kabur.

Setiap tentang kepribadian ganda, pasti ada sosok psikolog. Dalam hal ini, Dr. Karen Fletcher (Betty Buckley) menjadi psikolog dari Kevin. Dia berusaha menolong pasiennya dalam menghadapi gangguan yang dihadapi. Namun naas, yang seharusnya psikolog menjadi sosok yang melindungi penderita, lain cerita di dalam film ini. Justru, Dr. Karen Fletcher terancam keselamatannya.

Dennis dan Barry beberapa kali berbicara langsung dengan Fletcher. Topik utama yang mereka bicarakan adalah mengenai The Beast, perpaduan manusia dan srigala yang berada di dalam tubuh Kevin. Seluruh kepribadian merasa terancam dengan keberadaan The Beast tersebut. Fletcher menganggap cerita The Beast yang disampaikan mereka hanyalah kisah fiksi dan fantasi. Karena Fletcher tidak percaya dan tidak menganggapnya serius, akhirnya dia pun telat untuk mengatasi. Fletcher terbunuh oleh The Beast, kepribadian ke-24 yang ada di dalam tubuh Kevin.

Kedua teman Casey pun terbunuh oleh The Beast dengan memakan tubuh kedua gadis tersebut. Casey yang sudah menyadari kepribadian ganda Kevin berusaha untuk meyelamatkan diri dari The Beast yang sudah sempat menggigit kakinya.

Saya kira Kevin akan meninggal tapi ternyata dia terbebas dan merasa tak terkalahkan.

Sosok Kevin mengingatkan saya kepada Billy Milligan yang memiliki 24 kepribadian pula dan sama-sama tersangkut kriminal. Film ini mengambil sudut pandang cerita berbeda dari film Sybil. Di sini justru yang diangkat kasus kriminal Kevin. Masih belum jelas apa motif mereka menyandra ketiga gadis. Tapi The Beast membiarkan Casey selamat karena dia melihat bahwa gadis itu pun memiliki masa lalu yang menderita. Saya simpulkan bahwa ke-24 kepibadian ini menganggap bahwa 'yang hidup, yang menderita'. Secara tidak langsung dia menganggap yang tidak menderita sepantasnya mati. Kurang lebih begitu.

Untuk setting tempatnya, film ini banyak mengambil scene di ruang bawah tanah. Saya rasa sebenarnya tempat itu adalah kebun binatang atau semacam penangkaran hewan buas atau semacamnya. Casey baru menyadari ketika dirinya ditemukan oleh penjaga keamanan tempat itu dan polisi datang ke TKP.

Backsound-nya cukup menegangkan tapi karena menontonnya bukan di bioskop, jadi kurang menggelegar. Hihi. Lighting-nya juga bagus, cocok dengan masing-masing scene.

Over all, saya suka film ini. Nilai untuk film ini 9/10.

“Mereka (kepribadian lain) bisa saja muncul secara bersamaan. Misal, yang satu mengendalikan tubuh sebelah kiri dan satu lagi mengendalikan sebelah kanan. Masing-masing dari mereka memiliki kecerdasan, riwayat kehidupan dan IQ yang berbeda." ~Dr. Karen Fletcher~

Rose Diana
140118
09.00

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Novel Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1990) - Pidi Baiq

Ulasan Buku Puisi Cinta Yang Marah – M. Aan Mansyur

Ulasan Novel Lelaki Tua Dan Laut - Ernest Hemingway (Seri Sastra Dunia)

Ulasan Novel Pulang - Tere Liye

Ulasan Novel Memeluk Masa Lalu - Dwitasari