Ulasan Buku Biografi Sybil (16 Kepribadian Majemuk) - Patrick Suraci, PH. D
Judul : SYBIL
Penulis : Patrick Suraci, PH.D.
Penerbit : Change Publication
Tahun Terbit : November 2015
Tebal : 567 halaman 15 x 23cm
ISBN : 978.602.372.040.8
BLURB
Buku ini adalah kisah nyata kehidupan Shirley Mason alias Sybil setelah buku dan filmnya dirilis. Terdapat lebih dari 100 lukisan berwarna yang dilukis oleh 5 kepribadian majemuk Sybil dan lukisan lainnya setelah dia sembuh. Shirley menikmati paruh kedua hidupnya sebagai seorang seniman sukses, teman yang baik dalam komunitasnya, bahkan sebagai pengurus mantan terapisnya, Dr. Wilbur, yang terserang struk dan meninggal beberapa tahun kemudian.
"Diceritakan langsung oleh Sybil, dalam buku ini terungkap esensi dari seorang wanita yang cerdas, pandai bicara, dan artistik. Dengan ketabahan yang luar biasa dan kekuatan spiritual yang kuat, dia berhasil mengalahkan tragedi masa kecilnya. Selama beberapa dekade, Shirley berbagi perjalanan hidupnya denganku dan aku merasa terhormat bisa berada di sisinya hingga akhir hayatnyamenjadi saksi akan kekuatan imannya, kesehatan jiwanya, dan kedamaiannya.
REVIEW
Buku ini menceritakan tentang Shirley Ardell Mason atau disebut Sybil yang memiliki 16 Kepribadian. Sybil menciptakan 15 kepribadian lain: Vicky, Marcia, Vanessa, Mary, Helen, Clara, Sybil Ann, The Blonde (si pirang), Peggy Ann, Peggy Lou, Mike, Sid, Nancy Lou Ann, Marjorie dan Ruthie. Masing-masing kepribadian terbentuk pada waktu yang berbeda, dimulai pada sekitar usia tiga tahun.
Sybil menyukai melukis yang keahliannya ditunjang oleh kepribadian alternatifnya. Dengan cara melukis, ia sembuh dibantu oleh terapis yang sudah dianggap orang tedekatnya, Dr. Wilbur. Shirley juga menyukai membaca dan berbagi hal-hal yang disukai.
Lukisan mencerminkan beragam kepribadian individu yang melukisnya.
Buku ini ditulis oleh Patrick Suraci yang sudah lama di dunia terapis. Di awal, ia menceritakan tentang kedekatannya dengan Flora, penulis buku Sybil yang pertama Kali. Bahkan ia bisa menghubungi Shirley karena bantuan Flora. Dia diberikan lukisan Sybil oleh Flora sebagai kenangan. Flora mendapatkan lukisan itu langsung dari Sybil. Bagi Patrick, lukisan itu memberi harapan dan pasien-pasiennya karena mengingatkan bahwa seseorang yang menderita gangguan yang serumit gangguan yang diderita Sybil bisa sembuh.
Partrick pun mengandaikan kita harus bersyukur jika memandang apa yang dialami Shirley. Dalam buku ini, ia berkata : Sanggup di pagi hari dan mengetahui ada seharian penuh yang menanti kita. Menyadari apa yang terjadi pada kita hari ini. Bisa mengambil keputusan, sekalipun sulit. Memiliki kendali penuh atas pikiran kita. Mengetahui identitas kita setiap menitnya sepanjang hari. Sebagian orang tidak mensyukuri pengetahuan ini. Tapi lain halnya dengan Sybil. (Hal. 5)
Dalam Gangguan Kepribadian Majemuk, mekanisme pertahanan diri yang diterapkan sangat ekstrem sehingga individu tersebut terdisosiasi dan menciptakan “kepribadian alternatif” (Hal. 8)
Pada tahun 1994, Asosiasi Psikiatri Amerika menerbitkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi keempat, mengubah istilah Gangguan Kepribadian Majemuk menjadi Gangguan Identitas Disosiatif dan menyebutkan bahwa penyebab utamanya adalah “kekerasan fisik dan seksual yang berat, khususnya pada masa anak-anak” (Hal.16)
Patrick banyak belajar dari cara pendekatan Dr. Wilbur dengan pasiennya. Terapis harus benar-benar mendengarkan dengan benaknya dan hatinya untuk melihat apa yang benar-benar dibutuhkan oleh pasien.
Shirley memanggil Dr. Wilbur dengan panggilan bernostalgia, “Connie selalu meyakini arti penting memberi harapan kepada pasien.
Aku yakin hanya Tuhan yang memutuskan kapan kita harus pulang.” (Hal. 44)
Sybil pun mengajar seni lukis kepada anak-anak, karena menurutnya lukisan anak-anak dapat menyediakan informasi yang dapat membantu mendeteksi gangguan kejiwaan pada anak-anak. Gambar yang dibuat anak-anak dapat dianalisis dan dipelajari dengan pendekatan melalui sudut pandang anak-anak yang mengidap Gangguan Kepribadian Majemuk. Hal ini dilakukan juga olehnya.
Dr. Wilbur melakukan Psikoterapi terhadap Shirley dan Patrick menganggap bisa menjadi hal yang menyebabkan kesepian. Jika berhasil, sang terapis dan pasiennya bisa membangun hubungan dekat. Pasien mengungkapkan rincian yang bersifat pribadi dan terapis memproses peristiwa yang dialami oleh pasien yang kemudian menjadi bagian dari kehidupan terapis. Jika sudah waktunya, terapi pasti berakhir—bisa berakhir sukses ataupun tidak. Seringkali mereka tidak pernah bertemu lagi.
Segala tindakan yang dilakukan oleh terapis harus merupakan tindakan yang dapat membantu pasien; Interaksi yang terjalin harus terapeutik untuk pasien bukan untuk terapis.
Kata therapist (terapis) dapat dibagi menjadi kata ‘the’ (si) dan ‘rapist’ (pemerkosa). Sebagian orang yang berpandangan demikian merasa bahwa sang terapis dapat ‘memperkosa’ mereka dalam artian memasuki pikiran mereka; pasien mungkin menganggap tindakan terapis menggali ke dalam area-area yang telah diblokir oleh pasien dengan dinding-dinding tebal penyangkalan dan represi sebagai ‘pemerkosaan’. (Hal. 90)
Elemen penting yang menentukan kesuksesan terapi adalah pemindahan. Pemindahan merujuk pada perasaan positif atau negatif yang berkembang dalam diri pasien terhadap terapisnya. Pemindahan—balik merujuk pada perasaan terapis terhadap pasien. Perasaan positif Dr. Wilbur terhadap Shirley dimanifestasikan dalam sikap penuh perhatiannya terhadap Shirley. Melalui proses psikoanalisis, psikoterapi, keyakinan, kasih sayang, Persahabatan dan keluarga, wanita ini menjadi sembuh.
Membutuhkan waktu sembilan bulan untuk psikoanalisis sebelum Dr. Wilbur mengetahui bahwa Shirley memiliki kepribadian majemuk.
Shirley pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan traumatis. Patrick takut semua kecelakaan yang menegangkan itu bisa saja memicu disosiasi seandainya Shirley tidak mempertahankan integrasi stabil dari semua kepribadian alternatifnya.
Sosok Flora cukup dominan Patrick jelaskan dalam buku ini. Hal ini membuat saya penasaran dengan buku Sybil yang ditulis langsung oleh Flora. Menurut Patrick, Flora memang menampilkan kesan penyendiri tapi dia bukan penyendiri kalau seseorang sudah mengenalnya dengan baik.
Setelah analisis Shirley selesai, Shirley mampu memandang masa lalunya dari perspektif yang berbeda. Setelah sembuh, Shirley menaruh keprihatinannya kepada perkembangan anak. Jelas dalam buku ini, Shirley mengatakannya kepada Patrick via telepon bahwa dirinya tidak suka kalau orang tua menitipkan anak di tempat penitipan anak dari jam setengah tujuh pagi sampai setengah tujuh malam. Menurutnya, seorang anak membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri dan dibiarkan sendiri. Dengan begitu dia bisa berpikir bermain dan menjadi dirinya sendiri. Bukannya dihibur setiap menit dan terus-menerus bersama orang lain sepanjang waktu. Anak membutuhkan pertemanan butuh berinteraksi dengan anak-anak lain. Menghabiskan waktu Dua atau tiga jam bersama anak-anak lain sudah cukup.
Kau tahu tidak? Anak-anak biasanya menaruh perhatian pada keisengan yang pernah mereka dengar. (Hal. 156)
D.W. Winnicott, Seorang pisikiater menciptakan istilah ‘ibu yang cukup baik' untuk menjelaskan persyaratan untuk membesarkan anak dengan sehat. Dia menyatakan seorang anak tidak memerlukan ibu yang ‘sempurna’ untuk berkembang dengan normal tapi anak jelas membutuhkan ‘ibu yang cukup baik'. (Hal. 174)
Alam memiliki kemampuan untuk membangkitkan kebahagiaan saat dia mencari Kedamaian. (Hal. 235)
Kita tidak bisa membuat orang lain yakin mengenai apa yang kita yakini.
Kesenian memang tidak dianggap penting bidang lain. (Hal. 240)
Sebagian orang terikat pada batasan-batasan realistis, konkret dan sangat sulit bagi mereka untuk melampauinya. (Hal. 245)
Gangguan kepribadian majemuk atau gangguan identitas disosiatif bisa saja mendorongnya untuk mengasingkan diri dari orang lain tapi Shirley tidak mengasingkan diri. Dia melakukan sosial seperti layaknya orang normal. Dengan menjadi guru lukis untuk anak-anak, cara Shirley untuk bersosialisasi. Salah satu kepribadian alternatifnya menjadi karakter pemarah, mengekspresikan amarah yang tidak bisa dirinya ekspresikan, yaitu Peggy. Peggy adalah kepribadian alternatif yang muncul di kantor Dr. Wilbur. Saat itu Shirley sudah menjalani terapi. Peggy mengaku memiliki rambut hitam berpotongan ala Belanda. Dia adalah gudang amarah yang Shirley tidak diizinkan untuk mengekspresikannya. Shirley ingat sejak usianya 2,5 tahun, dia diberitahu bahwa amarah adalah dosa. Dia harus meredamnya kalau tidak, Tuhan akan menghukumnya.
Ketika Dr. Wilbur jatuh sakit dan mengalami stroke, Shirley merawatnya dengan kasih sayang seperti yang dilakukan terapis itu ketika psikoterapi dan psikoanalisis. Shirley merasa zaman sekarang sudah tidak ada lagi orang yang menjaga orang tuanya, kalau dilihat secara umum.
Gangguan Kepribadian Majemuk Shirley muncul berawal dari masa kecilnya yang kerap dianiaya oleh Ibunya yang mengalami schizophrenia dan ayahnya yang tidak peduli sehingga memaksa Shirley untuk menciptakan kepribadian aternatif untuk melindungi dirinya. Patrick bertanya-tanya, perbedaan apa yang akan terjadi dalam kehidupan Shirley seandainya penganiayaan dan gangguan kejiwaannya terdeteksi sejak dini.
Fitur penting dari gangguan identitas disosiatif adalah adanya dua atau lebih identitas yang berbeda atau keadaan kepribadian (kriteria A) yang berulang mengendalikan perilaku (kriteria B). (Hal. 418)
Karena keyakinan merupakan bagian dari terapi yang menurutku tidak lagi diperdebatkan. (Hal.410)Biarkan saja orang lain mengutarakan apa yang ingin mereka utarakan. Ini hidupku dan aku tahu apa yang sebenarnya terjadi. (Hal. 421)
Dr. Spiegel memberi evaluasi tentang gangguan kepribadian majemuk dengan cara penanganannya bahwa bahaya merespon kepribadian alternatif dengan sungguh-sungguh dan menunjukkan respon berlebih hanya akan menambah kebingungan dan kecemasan bahkan depresi yang dialami oleh pasien itu. Menurutnya juga bahwa Shirley menderita “hysteria”. Menurut Patrick, penderita histeria pada umumnya mudah diberi sugesti. Histeria adalah orang-orang yang bersedia melakukan kontak dengan seseorang yang mereka percaya. Jika penderita histeria tidak mempercayai individu-individu tersebut sampai batas tertentu, penderita histeria tersebut akan terkesan bersedia melakukan kontak tapi sebenarnya tidak sepenuhnya bersedia.
Di dalam percakapannya dengan Shirley, Patrick menjalin hubungan dekat sehingga Shirley menaruh kepercayaan kepadanya. Lukisan, surat hingga foto kecilnya dikirim Shirley kepada Patrick. Hal itu mendorongnya untuk mencari tahu keadaan kecil Shirley. Lepas Shirley meninggal karena kanker otak, Patrick pergi ke daerah masa kecil wanita itu untuk memastikan bahwa masa kecil Shirley memang nyata. Di dalam lukisannya, terdapat istilah “kandang ayam”, ini melatari salah satu disosiasi Sybil menjadi kepribadian lain. Kejadian yang memicu adalah kecelakaan kereta luncur yang membuat kaki Ibu Sybil cedera. Kandang ayam itu merupakan sepotong kunci untuk menyingkap sebuah teka-teki untuk membuktikan keaslian kisah masa kecil Sybil. Pada bentangan Jalan pedesaan kami berhenti di sebuah rumah yang mungkin saja didirikan di “Mason40” sebagaimana properti aslinya dinamai.
Meskipun kita suka menganggap diri kita sebagai manusia otonom dengan kendali penuh atas perilaku kita kenyataannya adalah perilaku kita kurang lebih dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan. (Hal. 437)
Kita mungkin terkejut dengan pikiran atau perilaku kita yang tidak seperti biasanya, tapi kita tidak kehilangan pikiran dan perilaku kita. Kita tidak menderita seperti yang disebut oleh DSM IV, Gangguan Identitas Disosiatif, yang mana gangguan dalam kesadaran memori identitas atau presepsi lingkungan yang biasanya terintegrasi. Bagaimanapun juga, kita bisa saja menyalahkan orang lain karena menyebabkan munculnya perilaku kita yang tidak seperti biasanya, Terutama ketika perilaku yang kita tunjukkan itu negatif atau agresif. Tapi mekanisme pertahanan ini disebut rasionalisasi bukan disosiasi. (Hal. 438)
Skizofrenia adalah pemecahan dari realitas yang seringkali menciptakan halusinasi, baik pendengaran dan penglihatan. Halusinasi serupa dengan mimpi yang nyata. Sewaktu kita terbangun, selama sesaat, kita tidak yakin apakah yang kita alami itu mimpi atau benar-benar nyata. Penderita skizofrenia tidak mempertanyakan halusinasinya. Halusinasinya Itu tampak nyata. (Hal. 440)
Kesimpulan dari buku ini, Patrick hanya menceritakan bagaimana kedekatannya dengan Flora, awal mula menjalin komunikasi dengan Shirley sehingga ia dipercaya, keinginannya untuk membuktikan kebenaran Sybil dan ingin memberitahu dunia bahwa kisah Sybil benar adanya. Serta di dalam buku ini lengkap dengan lukisa Peggy Ann, Peggy Lou dan Shirley setelah sembuh. Selain itu, ada pula surat-surat Shirley semasa psikoterapi dengan Dr. Wilbur, dan foto masa kecilnya. Tidak banyak menjelaskan kisah kepribadian alternatif Sybil. Jika ingin jelas dengan kisah Sybil, bisa baca buku karya Flora Rheta Schreiber yang berjudul Personalidad Multiple. Saya cari di gramedia sudah tidak ada.
Rose Diana
020717
07.357
Komentar
Posting Komentar