Ulasan Novel Galette - Fenny Wong




Judul : GALETTE
Penulis : Fenny Wong
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Tahun Terbit : 2016
Cetakan ke : Pertama
Tebal : 248 halaman
ISBN : 978.602.03.3097.6

Blurb
Odile tahu bahwa keluarganya di ambang kebangkrutan dan harus menjual segala aset untuk bisa bertahan. Tapi ia menolak menyerah pada keadaan. 

Ganesh tahu hatinya selalu dipenuhi dendam dan prasangka terhadap ayah yang telah menitipkannya di tengah keluarga Odile. Dendam yang membuatnya selalu marah pada keadaan dan memutuskan pergi ke Paris untuk mencari jawaban. 

Kirana tahu bakat seni sang ayah mengalir kental dalam darahnya. Tapi ia tidak tahu harus berbuat apa. Sifat penakut, pemalu dan kikuk telah menyembunyikan potensinya rapat-rapat.

Ketiganya tumbuh bersama, menghabiskan masa kecil hingga remaja di taman kecil di belakang kafe Galette. Namun seiring waktu, masalah di kampus, problem cinta, dan pencarian jati diri membuat jarak di antara mereka semakin menganga. Ketika kafe Galette terancam dijual dan hanya ada satu kesempatan untuk mempertahankannya, ketiga sahabat itu akhirnya melihat di mana hati mereka berada.

REVIEW
Alasan saya membeli novel ini ketika mengikuti GWP3 dengan syarat pembelian novel young adult atau teenlit. dan saya pilih young adult. Saya memilih novel ini karena covernya unik, diperkuat lattering art-nya. Warna pastelnya menambah manis. 

Saya kira galatte itu adalah gelato (es krim) karena di awalnya Perancis tapi ternyata bukan Gelato. Galette adalah nama cafe yang didirikan oleh Thiery, ayahnya Odile dan diambil dari nama makanan kegemaran Thiery dan kedua sahabatnya yang tak lain Pram, Ayahnya Ganesh. Makanan tersebut bernama Galette de Rois.

Galette juga menceritakan persahabatan antara Odile, Ganesh dan Kiran. Ketika mereka remaja, Galette menjadi basecamp.

Odile dan Ganesh dipertemukan karena persahabatan orang tuanya. Sedangkan Kiran adalah tetangga Odile yang memiliki kemampuan seni yang didapatkan dari ayahnya. Masing-masing tokoh diperjelas secara detail, baik dari karakter hingga pembawaannya di keseharian. 

Di beberapa bab awal, saya merasakan ada energi khas Ilana Tan, salah satu penulis metro pop favorit saya. Mungkin karena berlatar Prancis dan ada sebuah dessert di dalamnya. Namun, semakin ke dalam, terlihat perbedaannya dari segi pemaparan dalam narasi dan dialog. 

Ketika saya mulai hanyut dengan ketiga tokoh dan kedua orang tua Ganesh dan Odile, di tengah-tengah hingga bab terakhir penulis menampilkan tokoh baru. Kejutan memang, tetapi alangkah baiknya jika tidak terlalu banyak tokoh sebab akan memusingkan pembaca. Saya saja tidak hafal nama tokoh yang lain. Saya kira tokoh baru itu hanya tokoh selewat saja, ternyata tokoh tersebut salah satu tokoh penting yang menunjang keseluruh novel. Seandainya tokoh Angga, Leon dan lainnya dihilangkan, maka setengah dari isi cerita akan hilang. Selain itu ada tokoh baru lagi, seorang artis. Lagi-lagi jika saya hilangkan tokoh tersebut, sebagian cerita hilang. Oleh karena itu saya menganggap mereka juga tokoh utama. Alangkah lebih baik 1-4 tokoh utama cukup.

Selain itu ada kalimat yang mengalami pengulangan. Seperti pernyataan Angga bahwa Kiran mengenal Odile dan Ganesh lebih dulu. Mungkin maksudnya mengingat kembali tetapi entah kenapa membuat bosan.

Alurnya ada yang melakukan flash back di tengah bab. Ketika mereka sudah lulus SMA dan Ganesh pergi ke Prancis lalu penulis melakukan throw back ketika mereka SMA. Mungkin maksudnya memperkuat karakter Odile yang menggambarkan wanita kuat meski dibuli. Tapi penjelasan sebelumnya sepertinya sudah cukup tanpa diulang kembali.

Kekuatan persahabatan mereka patut diacungi jempol. Dengan kondisi Galette yang hampir bangkrut dan mau dijual oleh Thiery, Odile berusaha untuk membangkitkan Galette lagi. Keberhasilan itu tidak bisa dipisahkan karena bantuan sahabatnya seperti Kiran yang mampu mendekorasi ruang, Angga yang ditemukan karena mempunyai kemampuan meracik enak serta keinginan Ganesh yang ingin menjadi kekuatan patisserie di Galette. 

Baca novel ini seperti menonton drama atau sinetron karena setiap babnya ada konflik yang dimunculkan. Mungkin kalau dijadikan web series bagus. 

Hingga di bab terakhir, saya belum menemukan inti konflik dari seluruh konflik karena konfliknya.

Yang saya heran hanya terhadap Ganesh. Ayahnya (Pram) adalah orang Indonesia, kenapa Ganesh memanggil ayahnya dengan panggilan nama? Padahal dia tinggal dan besar di budaya timur (Indonesia). Meskipun marah dan dendam, seharusnya tetap memanggil ayah. Dan, jadi perasaan Ganesh terhadap Odile bagaimana? 

Pesan moralnya banyak, dari persahabatan, percintaan, keluarga, kepercayaan, tanggung jawab dan kesetiakawanan. Semua ada dalam buku ini. Recommended banget dibaca anak remaja karena banyak pesan moralnya.

Galette de Rois disebut juga kue raja atau King Cake. Di Perancis kue ini dirayakan setiap awal Januari dan mereka akan memotongnya rata. Tradisi Thiery dan kedua sahabatnya, potongan kue itu diambil lebih dulu oleh paling muda lalu membuat make a wish. Tradisi itu turun ke anak-anaknya, Ganesh, Odile, Kiran dan sahabat barunya seperti Angga, Leon.

Sekian


Rose Diana
180617

12.17

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Novel Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1990) - Pidi Baiq

Ulasan Buku Puisi Cinta Yang Marah – M. Aan Mansyur

Ulasan Novel Lelaki Tua Dan Laut - Ernest Hemingway (Seri Sastra Dunia)

Ulasan Novel Pulang - Tere Liye

Ulasan Novel Memeluk Masa Lalu - Dwitasari