Semut dan Gajah #Fabel


Di sebuah hutan belantara seekor semut tengah asik memakan makanan yang disimpannya. Dia tak sendiri rupanya. Dibelakangnya—di sela dedaunan kering, beberapa temannya tengah asik bercengkrama. Pun beberapa kawannya lagi tengah asik bergotong royong membawa hasil buruan untuk cadangan makanan. 
Di suatu waktu, seekor gajah melintasi tempat para semut berkumpul. Dengan langkah gagahnya Si Gajah berjalan tegap dengan hentakan yang kuat, seakan tanah ikut bergetar. Belalainya yang hampir menyentuh tanah, menggayut-gayut mengikuti irama langkahnya. Lalu, Si Gajah berhenti tepat di depan para semut berkumpul. Baginya, gerombolan semut itu mengganggu lanhkahnya. Gajah itu berkata, “Hai semut, jangan kalian halangi langkahku. Minggir kalian!” Dengan angkuhnya Gajah mengibas-ngibaskan belalai.
“Congak sekali gajah itu,” ucap seekor semut yang tengah makan tadi.
“Mentang-mentang dia besar menindas kami yang kecil.” Tak kalah kesal seekor semut dari balik daun kering. 
“Kalian akan terinjak olehku sebab tubuhku lebih besar dibandingkan kalian. Sepuluh ekor kalian pun, masih bisa kuinjak,” cemooh Gajah itu lagi seraya tertawa terkikik. 
“Sombong sekali kau, Gajah! Beraninya kau merendahkan kemampuan kami. Jika kami bersatu, kau akan mati wahai Gajah! Kami memang kecil tetapi kami mampu menjatuhkanmu ke tanah dan menjadi bangkai yang akan dinikmati oleh para pengurai. Jangan sombong kau, Gajah!” kesal Ketua semua dengan wajah memerah. 
Gajah itu tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan para semut. Baginya itu hanyalah lelucon semata. Tanpa ia sadari, segerombolan semut berjalan mengintari Gajah. Mereka berjalan di bawah dedaunan kering, lalu naik ke kaki depan Gajah lantas mereka terpisah. Sebagian memasuki kedua rongga telinga Gajah dan sebagian lagi memasuki lubang belalainya. Dengan sekejap, Gajah meronta-ronta kesakitan. Ia tak bisa bernafas dan telinganya sakit bukan kepalang. Lalu matanya mulai perih dan semakin sulit bernafas. Akhirnya, Gajah tumbang ke tanah. Tubuh besar yang ia banggakan kini terkulai lemas di antara daun kering. Seketika, Gajah itu mati dan segerombolan semut tadi keluar dari tempat penyerangan. “Kami sudah bilang, jangan sombong kau, Gajah! Kini kau benar-benar menjadi bangkai dan santapan untuk para pengurai.”
Jangan merendahkan dan menyepelekan kemampuan orang lain sebab bisa jadi orang yang disepelekan dan direndahkan itu memiliki kemampuan yang lebih dahsyat dari kita
Rose Diana
27 Sep 2016
14.30

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Novel Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1990) - Pidi Baiq

Ulasan Buku Puisi Cinta Yang Marah – M. Aan Mansyur

Ulasan Novel Lelaki Tua Dan Laut - Ernest Hemingway (Seri Sastra Dunia)

Ulasan Novel Pulang - Tere Liye

Ulasan Novel Memeluk Masa Lalu - Dwitasari